Rabu, 13 Juni 2012

Belanda Kian Kusut

Belanda Kian Kusut 

Krakow: Setelah dipecundangi Denmark di laga perdana, tidak ada pilihan lain bagi Belanda selain memetik kemenangan di partai kedua penyisihan Grup B Euro 2012 menghadapi Jerman di Metalist Stadium, Kharkiv, Rabu (13/6) nanti malam atau Kamis (14/6) dinihari WIB, sebagai upaya membuka peluang merebut posisi terbaik dua grup alias tiket melaju ke babak perempat final.

Masalahnya, menjelang laga “hidup-mati” tersebut, aroma perpecahan dalam skuad pun kian tercium. Sejumlah pemain kunci Oranje bungkam alias tutup mulut, tak mau memberikan komentar sepatah kata pun kepada media massa, seperti striker Arsenal Robin van Persie, bomber Schalke Klaas-Jan Huntelaar, dan gelandang bertahan Manchester City, Nigel de Jong.

Di sisi lain, para pendukung Belanda memborbardir kebijakan pelatih Bert van Marwijk. Pun demikian dengan para pemain senior yang menilai Van Marwijk bersikap nepotisme dengan ngotot tetap memainkan keponakannya sendiri yang notabene kapten reguler tim, Mark van Bommel.

Gawatnya kondisi yang menerpa tubuh Oranye membuat playmaker Wesley Sneijder angkat bicara dan meminta rekan-rekannya untuk bersikap dewasa. “Inilah saatnya menepikan ego masing-masing. Jika seseorang ingin membuat kekacauan, saya bakal berdiri di depan untuk menghadapinya,” tegas gelandang Inter Milan yang baru saja genap berusia 28 tahun pada 9 Juni lalu.

“Kami tidak butuh psikiater dalam tim. Sebab, kami adalah orang yang dewasa. Siapapun yang mempunyai masalah dengan pemain lain atau manajer, seyogyanya mengatakannya langsung. Itulah sisi psikologis yang kami butuhkan. Kami mesti mencanangkan target yang sama, bersatu padu atau menghadapi konsekuensinya,” tandas mantan punggawa Real Madrid tersebut.

Sementara itu, Rafael van der Vaart tak bisa menutupi kekesalannya terhadap keputusan Van Marwijk yang dinilainya selalu menganakemaskan Van Bommel. “Dengan 97 caps, saya punya hak untuk bicara. Jika Belanda ingin meraih kemenangan, seharusnya pelatih memainkan saya sejak awal pertandingan,” ujar Van der Vaart berapi-api.

“Anda tahu seberapa besar rasa frustasi yang saya rasakan? Saya berada dalam puncak penampilan saya, tapi saya mendapat kesan komposisi tim tidak akan berubah dan tetap meminggirkan saya. Saya tidak ingin menimbulkan kekacauan yang bisa berpengaruh pada skuad. Tapi, tampaknya, posisi saya tetap tidak berubah. Rasanya, bersama skuad ini, saya seperti anjing muda yang sekarat untuk keluar tapi tetap terkurung dalam kandang,” pungkas Van der Vaart.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar